Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management
Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS)
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem
Informasi Eksekutif”
Disusun
oleh:
Nur
Hakimatul Jariyah (4114098)
PRODI
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
PETERONGAN
– JOMBANG
2017
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF”. Makalah ini di susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Eksekutif . Pada kesempatan ini
kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Allah SWT, yang telah memberi kehendak kepada saya untuk menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan kepada saya.
4.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Saya
menyadari kekurangan dalam makalah ini dan mungkin masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
memotifasi, demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya
saya berharap semoga MAKALAH ini dapat bermanfaat bagi semua.
Jombang,
2016
Penyusun
Nur Hakimatul Jariyah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sebuah organisasi penyedia
jasa pelayanan kesehatan memiliki fungsi sosial yang penting, yaitu memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan fungsi ini, rumah sakit
dituntut untuk dapat mengelola dan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sebagai pelanggannya dengan baik. Oleh karena itu, rumah sakit perlu
mengaplikasikan strategi bisnis untuk memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan
pelanggannya.
Rumah
sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di banyak negara kini
memilih menggunakan konsep Customer Relationship Management (CRM) untuk
membangun jembatan kepercayaan antara rumah sakit dengan para pasiennya.
Menurut Yina (2010) banyak rumah sakit sekarang memilih menggunakan CRM untuk
membangun jembatan kepercayaan antara rumah sakit dengan pasiennya sehingga
pasien tidak merasa asing dengan lingkungan dan suasana rumah sakit. CRM
memungkinkan rumah sakit untuk mendapatkan informasi penting tentang pasiennya
dan menggunakan informasi tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan
seefisien mungkin.
Implementasi
CRM untuk pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan untuk ibu hamil
perlu dilakukan, terlebih lagi dalam hal penyampaian informasi untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebagai contoh informasi kepada ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai jadwal atau keinginan seorang ibu
hamil untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kehamilannya.
Penyampaian informasi yang tidak tepat sasaran, lambat dan tidak relevan dapat
menyebabkan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak maksimal sehingga hal
tersebut dapat mengakibatkan loyalitas pasien berkurang terhadap sarana
pelayanan kesehatan. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa untuk
meningkatkan loyalitas pasien dapat digunakan aplikasi CRM menggunakan
teknologi Short Message Service (SMS), sehingga dengan penerapan
aplikasi CRM menggunakan teknologi SMS maka informasi yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dapat tersampaikan secara tepat sasaran,
tepat waktu dan relevan sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan loyalitas
pasien.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana cara
kerja Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship
Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) ?
1.3
Tujuan
Untuk
mengetahui cara kerja Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer
Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS).
1.4
Metode dalam Penyusunan Makalah
Metode penulisan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dalam penulisan pada laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut:
1.
Wawancara
yaitu pengumpulan data dengan cara komunikasi secara langsung dengan karyawan
untuk mendapatkan gambaran alur pendistribusian data.
2.
Studi
Literatur yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data-data
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.
Observasi
yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan.
1.4.2 Sumber Data
1.
Data Primer
• Hasil
observasi
• Hasil
wawancara
2.
Data
Sekunder
•
Dokumen Rekam Medis (DRM)
•
Dokumen berupa alur dan prosedur pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan untuk ibu hamil.
3.
Subyek
Penelitian
•
Petugas rekam medis
• Bidan
• Petugas administrasi
1.5
Metodologi
Sistem ini menerapkan pendekatan System
Development Life Cycle (SDLC) atau Daur Hidup Pengembangan Sistem dengan
model Waterfall. Metode ini digunakan untuk membagi tahap-tahap
pengembangan sistem menjadi lima bagian (Rosa dan Shalahuddin, 2011).
1. Tahap
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak;
2.
Desain;
3.
Pembuatan Kode Program;
4.
Pengujian;
5.
Pemeliharaan
Mengingat keterbatasan waktu pada penelitian ini, model Waterfall
yang digunakan hanya sampai tahap pengujian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi
Sistem
adalah sekelompok elemen yang saling berinteraksi hingga membentuk satu
kesatuan. Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki
arti. Sedangkan data adalah fakta-fakta yang menggambarkan peristiwa yang
terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik yang belum diatur atau diproses.
Jika sistem informasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang
bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengawasan,
analisis, dan visualisasi dalam organisasi (Cahyaningrum,
2013).
2.2
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam
pasal 7 menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab”. SIK bertugas
menjawab tantangan ini. SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Banyak sekali manfaat SIK yang dapat membantu para pengelola
program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua
jenjang administrasi (kabupaten/kota, provinsi dan pusat) dan sistem kesehatan,
menurut Wijaya (2011) dalam hal :
a.
Mendukung manajemen
kesehatan,
b.
Mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan,
c.
Mengintervensi masalah
kesehatan berdasarkan prioritas,
d.
Pembuatan keputusan dan
pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decisions),
e.
Mengalokasikan sumber daya
secara optimal,
f.
Membantu peningkatan
efektifitas dan efisiensi
g.
Membantu penilaian
transparansi
2.3
Metodologi
Sistem ini menerapkan
pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) atau Daur Hidup
Pengembangan Sistem dengan model Waterfall.
1.
System
/ Informasi Engineering and Modeling. Pemodelan ini
diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan
diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal
ini sangat penting, mengingat software harus
dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut Project Definition (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
2.
Software
Requirements Analysis. Proses pencarian
kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat
dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang
domain informasi dari software, misalnya fungsi yang
dibutuhkan, user interface, dsb. Dari
2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
3.
Design.
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas
menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint”
software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan
yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya,
maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software (Khoirunnisa,
Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
4.
Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer,
maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti
oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi
dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer
(Khoirunnisa, Priana, Islam, &
Hidayah, 2013).
5.
Testing
/ Verification. Sesuai yang
dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software
harus diujicobakan, agar software bebas
dari error, dan hasilnya harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
6.
Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan,
termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya tetap seperti saat ini. Ketika
dijalankan kemungkinan terdapat error kecil
yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada
pada software tersebut. Pengembangan
diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ada
pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
Gambar 2.1 Waterfall
Model (Kurniawan, 2015).
2.4
CRM ( Customer Relationship Management )
Customer
Relationship Management atau CRM merupakan singkatan yang paling
populer di kalangan orang-orang sales dan marketing, yang dalam bahasa Indonesia
berarti Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP). Telaah per katanya adalah: Pelanggan
(customer), dalam kamus bahasa Inggris artinya adalah seseorang yang
berulang kali atau teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang.
Hubungan (relationship) adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli
dan penjual. Manajemen, artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu
menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu). Jadi definisi diatas kalau
digabungkan kira-kira menjadi pengelolaan hubungan dua arah antara suatu
perusahaan dengan orang yang menjadi pelanggan di perusahaan tersebut
(Danardatu, 2003).
CRM saat
ini menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem dalam perusahaan yang
dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasikan banyak proses pelayanan kepada
pelanggan seperti dalam penjualan dan pemasaran, sehingga sistem yang
dihasilkan dapat berinteraksi dengan para pelanggan perusahaan (O’Brien, 2005).
Sistem
CRM meliputi sekelompok modul perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dan
sarana untuk membantu perusahaan dan para karyawannya memberikan pelayanan yang
cepat, dapat diandalkan dan konsisten ke para pelanggannya (O’Brien, 2005).
Menurut
www.siebel.com (Wahyudin, 2011) CRM merupakan pendekatan bisnis yang
memanfaatkan teknologi untuk mencari, mendapatkan, dan mempertahankan customer.
Customer dapat berhubungan dengan perusahaan melalui media apapun
seperti web, email, call center, field service maupun
partner networks di mana dan kapan pun. CRM membantu perusahaan untuk
memaksimalkan hubungan yang menguntungkan dengan customer dan memberikan
pelayanan terbaik yang diinginkan oleh customer. Masih menurut Danardatu
(2003) CRM dalam perkembangannya juga bisa didefinisikan sebagai berikut:
a.
CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk
metodologi, strategi, perangkat lunak dan atau aplikasi berbasis web lainnya
yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para
pelanggan.
b.
CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk
berkonsentrasi menjaga pelanggan (supaya tidak lari ke pesaing) dengan
mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, email,
masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
c.
CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh
dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa
mengelola hubungan dengan para pelanggan.
CRM
membantu perusahaan untuk mengembangkan produk baru berdasarkan pengetahuan
yang lengkap tentang keinginan pelanggan, dinamika pasar dan pesaing dengan
cara (Danardatu, 2003) (Trismianto Asmo
Sutrisnoa, Toni Prahastob, Suhartonoc, 2012):
a. Menjaga
pelanggan yang sudah ada;
b. Menarik
pelanggan baru;
c. Cross Selling yaitu
menjual produk lain yang mungkin dibutuhkan pelanggan berdasarkan pembeliannya;
d. Upgrading yaitu menawarkan status pelanggan yang lebih
tinggi (gold card versus silver card);
e. Identifikasi
kebiasaan pelanggan untuk menghindari penipuan;
f. Mengurangi
resiko operasional karena data pelanggan tersimpan dalam satu sistem;
g. Respon
yang lebih cepat ke pelanggan;
h. Meningkatkan
efisiensi karena otomasi proses;
i.
Meningkatkan kemampuan melihat dan mendapatkan
peluang.
2.5
Ratai Nilai CRM
rantai nilai
CRM yaitu acquisition (mendapatkan pelanggan), enhancement (melayani
pelanggan) dan retention (mempertahankan pelanggan).
1. Acquisition
Bisnis bergantung pada perangkat
lunak CRM dan database untuk membantu memperoleh pelanggan baru dengan
melakukan pekerjaan seperti mengatur kontak dari pelanggan, penjualan kepada
pelangganyang potensial, penjualan, pemasaran langsung, dan pemenuhan atas
permintaan. Tujuan dari fungsi CRM adalah untuk membantu
pelanggan merasakan nilai dari sebuah produk unggulan yang ditawarkan oleh
perusahaan.
2.
Enhancement
Web memberikan kemudahan bagi CRM untuk account
web management, customer service, dan alat-alat bantu lainnya
untuk membantu pelanggan merasa senang dengan layanan yang sangat baik dari
respon yang diberikan oleh seluruh tim, baik dari tim pemasaran, layanan,
bahkan dari mitra bisnis. Perusahaan juga menyediakan fitur tambahan seperti cross
sell dan up sell untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan. Nilai yang didapat adalah pelanggan akan melakukan one stop shopping.
3.
Retention
Dengan perangkat lunak CRM yang ada
dan database membantu perusahaan untuk melakukan analisa,
mengidentifikasi, dan menentukan pelanggan yang loyal. Perusahaan memberikan
hadiah khusus bagi pelanggan yang loyal sehingga pelanggan tetap dapat loyal.
Nilai yang didapat oleh pelanggan adalah mendapat hubungan pelanggan yang lebih
personal dengan ”perusahaan mereka sendiri”.
2.6
Short Message Service
(SMS)
Menurut
Kurniawan (2006) dalam Sugiono (2007) SMS adalah salah satu fasilitas dari
teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) yang memungkinkan
mengirim dan menerima pesan singkat berupa text dengan kapasitas maksimal 160
karakter dari Mobile Station. Kapasitas maksimal ini tergantung dari
alphabet yang digunakan, untuk alphabet Latin maksimal 160 karakter, dan untuk
non–Latin misalnya alphabet Arab atau China maksimal 70 karakter.
Menurut
Suwanto dan Setiawan (2006) dalam Sugiono (2007) secara lebih
komprehensif mengemukakan SMS merupakan suatu fasilitas untuk mengirim dan
menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel yang
merupakan perangkat komunikasi yang tidak terhubung dengan kabel, dalam hal ini
perangkat nirkabel yang digunakan adalah telepon selular. Salah satu kelebihan
dari SMS adalah biaya yang murah. Selain itu SMS merupakan metode store dan
forward sehingga keuntungan yang didapat adalah pada saat telepon
selular penerima tidak dapat dijangkau, dalam arti tidak aktif atau diluar service
area, penerima tetap dapat menerima SMSnya apabila telepon selular tersebut
sudah aktif kembali. SMS menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan singkat
dari dan menuju media-media wireless dengan menggunakan sebuah Short
Messaging Service Center (SMSC), yang bertindak sebagai sistem yang
berfungsi menyimpan dan mengirimkan kembali pesan-pesan singkat. Jaringan wireless
menyediakan mekanisme untuk menemukan station yang dituju dan mengirimkan
pesan singkat antara SMSC dengan wireless station. SMS mendukung banyak
mekanisme input sehingga memungkinkan adanya interkoneksi dengan berbagai
sumber dan tujuan pengiriman pesan yang berbeda.
Menurut
Setiadi (2011), SMS bukan merupakan teknologi yang baru sehingga penggunaannya
sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kota dan
pedesaan, tidak terbatas hanya untuk sarana komunikasi pengganti percakapan
lisan diantara dua orang, SMS saat ini juga ramai digunakan untuk voting,
kuis, lelang, banking, pemesanan barang, promosi, undangan, dan masih
banyak lagi. SMS mempunyai kelebihan antara lain:
a.
Semua ponsel memiliki fitur SMS, tidak perduli
apakah ponsel tersebut adalah ponsel tercanggih ataupun ponsel lama yang hanya
memiliki satu baris layar sederhana seperti kalkulator.
b.
SMS juga tetap dapat terkirim walaupun ponsel
penerima tidak dalam keadaan aktif dalam limit waktu tertentu (memiliki validity
period).
c.
Biaya yang relatif murah, sehingga pengguna
bisa memilih operator yang menawarkan paket pengiriman SMS dengan biaya yang
sangat murah.
d.
Pengiriman SMS umumnya juga cepat.
2.7
Gammu
Gammu
adalah dalah sebuah service yang digunakan untuk membangun aplikasi yang
berbasis SMS Gateway. Setelah seseorang sukses men-setting aplikasi
Gammu, maka orang tersebut sudah bisa membangun aplikasi SMS Gateway dengan
menggunakan bahasa pemograman dalam platform apapun, baik itu web
based seperti PHP atau juga dengan menggunakan desktop application seperti
Visual Basic, Delphi dan lain sebagainya (Setiadi, 2011).
Gammu
sendiri adalah sebuah software yang “free and open source”
artinya seseorang bebas untuk untuk menggunakan aplikasi ini secara gratis
alias tidak perlu membayar dan source code dari aplikasi ini bebas untuk
dimodifikasi secara penuh untuk kemudian dapat di-compile ulang sesuai
dengan keinginannya. Aplikasi Gammu juga tersedia dalam berbagai macam platform
sistem operasi Windows dan sistem operasi yang berbasis Linux atau Unix.
Kemampuan Gammu selain bisa untuk mengirim dan menerima SMS, Gammu
juga bisa mengirim dan menerima Multimedia Messaging Service (MMS), mem-backup
atau me-restore phonebook, serta upload dan download file ke
handphone. Gammu support untuk lebih dari 400 jenis handphone.
Orang dapat melihat daftar handphone yang dapat di-support oleh
Gammu di http://www.gammu.org/ support/phones/phonedb.php.
2.8
nbfhdf
BAB III
ANALISIS SISTEM
3.1
Analisis Sistem
Dengan
menggunakan analisis kebutuhan, maka kita dapat menspesifikasikan masalah
kebutuhan dalam Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer
Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) yaitu
: untuk memudahkan penyampaian informasi
yang tidak tepat sasaran, lambat dan tidak relevan.
a.
Kebutuhan Fungsional
1.
Adanya fitur login dan logout
2.
Adanya CRUD
3. Adanya perangkat lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu
penerjemah interkoneksi protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada
perangkat komputer menghasilkan sembilan entitas, yaitu daemons, gammu, inbox,
outbox, outbox_multipart, pbk, pbk_groups, phones dan sentitems.
4. Adanya fitur registrasi pendaftaran ibu hamil, secara otomatis tersusun
jadwal waktu pemeriksaan antenatal sesuai dengan kriteria yang disyaratkan pada
alinea ke tujuh di atas. Seorang ibu hamil akan pendapat SMS konfirmasi, kapan
waktunya untuk memeriksakan kehamilannya untuk memperoleh palayananan
antenatal.
b.
Kebutuhan Non Fungsional
Selain
kebutuhan fungsional, tentu sebuah sistem juga memiliki kebutuhan non
fungsional diantaranya:
a.
User Friendly
User
Friendly adalah kebutuhan non fungsional terkait dengan kemudahan pengguna
sistem atau perangkat lunak oleh pengguna sistem.
b.
Portability
Portability
adalah kemudahan dalam mengakses sistem ini.
c.
Availability
Availability
adalah kebutuhan terkait dengan ketersediaan sistem ini berjalan 24 jam
nonstop, kecuali ada maintenance atau perbaikan sistem.
d.
Security
Security
sebagai fitur pelengkap untuk pelapis keamanan data, sistem ini dilengkapi
dengan halaman login yang hanya dapat diakses oleh pengguna yang hanya memiliki
akun.
3.2
Sistem Aplikasi
Gambar 3.1 Sistem
Aplikasi
Berdasarkan
Gambar 3.1 diketahui dalam pembuatan modul aplikasi perangkat lunak tidak
terlepas dari rantai nilai CRM yaitu acquisition (mendapatkan
pelanggan), enhancement (melayani pelanggan) dan retention (mempertahankan
pelanggan).
1.
Acquisition, membuat modul master data yang terdiri dari data dokter, data
obat, data pengguna, data penyakit, data poliklinik, data tindakan dan data
wilayah yang terdiri dari wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah
kecamatan dan wilayah kelurahan/desa serta membuat modul pendaftaran pasien.
2.
Enhancement, membuat modul transaksi pelayanan kesehatan serta pasien menerima
SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan kehamilannya dan modul
SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada rumah
sakit.
3.
Retention, membuat modul laporan dan modul SMS kritik dan saran berupa
pengiriman SMS berupa kritik atau saran dari pasien kepada rumah sakit.
3.3 Cara Kerja Sistem
Gambar
3.2
Cara Kerja Sistem
Berdasarkan
Gambar 3.2 diperoleh informasi:
a.
Entitas Petugas, data dan
informasi yang masuk ke sistem yang berasal dari entitas petugas ada 17 yaitu
data pernikahan, data pendidikan, data agama, data pekerjaan, data cara datang,
data cara bayar, data penyakit, data dokter, data pasien, data pengguna, data
obat, data tindakan, data poliklinik, data provinsi, data kabupaten, data
kecamatan dan data kelurahan.
b.
Entitas Pasien, data dan
informasi yang keluar dari sistem menuju entitas pasien ada 4 yaitu SMS
antenatal, kwitansi dan Kartu Identitas Berobat (KIB). Sedangkan data dan
informasi yang masuk ke sistem yang berasal dari entitas pasien ada 2 yaitu SMS
kritik dan saran dan SMS pertanyaan.
c. Entitas Manajemen, data dan
informasi yang keluar dari sistem menuju entitas manajemen ada 3 yaitu laporan
pasien berobat, laporan jumlah pasien dan laporan SMS pasien.
3.4 Entitas Gammu
Perangkat
lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu penerjemah interkoneksi
protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada perangkat komputer
menghasilkan sembilan entitas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data
nomor telepon, SMS yang dikirim dan SMS yang diterima. Sembilan entitas
tersebut adalah daemons, gammu, inbox, outbox, outbox_multipart, pbk,
pbk_groups, phones dan sentitems. Tidak semua entitas digunakan untuk mendukung
sistem informasi yang dibuat, hanya entitas inbox, entitas outbox dan entitas
sentitems yang digunakan. Entitas inbox berfungsi sebagai tempat menyimpan data
SMS yang masuk, entitas outbox berfungsi sebagai penampung sementara data SMS
yang akan dikirim dan entitas sentitems berfungsi sebagai tempat menyimpan data
SMS yang dikirim.
Gambar
3.3 Entitas Gammu
3.5. Jadwal Pelayanan Antenatal
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa sebaiknya ibu hamil memeriksakan kehamilannya lebih dari 4 kali selama kehamilannya agar nanti pada saat persalinan, ibu tersebut dapat menjalani persalinan yang sehat dan aman. ”Ibu hamil berdasarkan standar yang telah ditetapkan memperoleh pelayanan antenatal dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga, tetapi demi mendapatkan persalinan yang sehat dan aman sebaiknya ibu hamil tersebut memeriksakan kehamilannya lebih dari standar yang telah ditetapkan dengan jadwal sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu perlu pemeriksaan satu minggu sekali. Selain itu perlu juga ditanyakan kepada ibu hamil kapan hari pertama haid terakhirnya yang biasa disebut Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yang berguna untuk menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) dari bayi yang dikandung. HPL dapat diperoleh dari HPHT ditambah 40 minggu atau 280 hari. 40 minggu merupakan umur kehamilan normal”.
Minggu 0 – Minggu 28, diketahui Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 28 Januari 2012, pertama kali memeriksakan kehamilannya tanggal 5 Maret 2012, sehingga untuk kunjungan berikutnya dengan interval 4 minggu yaitu Kunjungan 2 tanggal 2 April 2012, Kunjungan 3 tanggal 30 April 2012, Kunjungan 4 tanggal 28 Mei 2012, Kunjungan 5 tanggal 25 Juni 2012, Kunjungan 6 tanggal 23 Juli 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 20 Agustus 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 28 yaitu tanggal 11 Agustus 2012.
Minggu 28 – Minggu 36, setelah Kunjungan 6 tanggal 23 Juli 2012, maka kunjungan berikutnya dengan interval 2 minggu yaitu Kunjungan 7 tanggal 6 Agustus 2012, Kunjungan 8 tanggal 20 Agustus 2012, Kunjungan 9 tanggal 3 September 2012, Kunjungan 10 tanggal 17 September 2012, Kunjungan 11 tanggal 1 Oktober 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 15 Oktober 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 36 yaitu tanggal 6 Oktober 2012.
Minggu 36 – Minggu 40, setelah Kunjungan 11 tanggal 1 Oktober 2012, maka kunjungan berikutnya dengan interval 1 minggu yaitu Kunjungan 12 tanggal 8 Oktober 2012, Kunjungan 13 tanggal 15 Oktober 2012, Kunjungan 14 tanggal 22 Oktober, Kunjungan 15 tanggal 29 Oktober 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 5 Nopember 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 40 yaitu tanggal 3 Nopember 2012. Batas minggu ke 40 yaitu tanggal 3 Nopember 2012 disebut juga dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL).
BAB
IV
IMPLEMENTASI
4.1. Sistem Penamaan dan Sistem
Penomoran
Sistem
penamaan pasien menggunakan nama sendiri dan tidak dibalik sehingga setiap
penulisan nama pasien yang berobat di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo harus
sesuai dengan nama sendiri dengan tujuan memudahkan identitas pasien. Penamaan
pasien untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang akan disimpan dalam folder,
maka penulisan nama pasien dilengkapi dengan memberikan sapaan By, An, Sdr ,
Nn, Ny, Tn dibelakang nama pasien. Pasien yang memiliki nama keluarga maka
penulisan namanya ditulis sebagaimana aslinya, sebagai contoh:
Nama : Trismianto Asmo Sutrisno
Status : Menikah
Penulisan : Trismianto Asmo Sutrisno, Tn
Sistem
penomoran pasien menggunakan Sistem Penomoran Unit (Unit Numbering System)
yaitu setiap pasien yang datang berobat mendapat satu nomor rekam medis untuk
selamanya. Satu nomor rekam medis tersebut digunakan oleh satu pasien untuk
berobat di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap pasien yang datang
pertama kali ke rumah sakit mendapat satu nomor rekam medis dan digunakan
kembali pada kunjungan berikutnya sehingga formulir rekam medis pasien
tersimpan dalam satu folder. Hal ini dimaksudkan supaya informasi yang
ada dalam formulir rekam medis pasien dapat disatukan dalam satu dokumen rekam
medis pasien dan informasinya dapat terus berkesinambungan.
4.3. Implementasi Sistem
Implementasi
rantai nilai CRM dalam pembuatan perangkat lunak aplikasi yaitu acquisition (mendapatkan
pelanggan), enhancement (melayani pelanggan) dan retention (mempertahankan
pelanggan) telah dilakukan, yaitu dengan pembuatan modul-modul aplikasi.
Pembuatan modul yang mendukung rantai nilai CRM acquisition (mendapatkan
pelanggan) yaitu modul master data dan modul pendaftaran pasien. Modul master
data yang dibuat terdiri dari modul-modul data dokter, data obat, data
pengguna, data penyakit, data poliklinik, data tindakan dan data wilayah
(wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah
kelurahan/desa). Sedangkan modul pendaftaran pasien terdiri dari modul KIUP
elektronik dan modul master pasien.
- Halaman Master Data
Dokter
Gambar 4.1 Modul
Master Data Dokter
Pada gambar
4.1 menunjukkan data dokter. Pada data penyakit terdapat kode dokter, nama
dokter, dan spesialisasi. Pada gambar 4.1 juga terdapat beberapa ketentuan
yaitu : kode dokter harus 5 karakter, nama dokter maksimal 40 karakter, dan
spesialisasi maksimal 20 karakter. Untuk menghapus data tekan Ctrl+D, untuk
menambah data tekan Ctrl+T, untuk melihat isis spesialisasi dokter tekan TAB di
kolom spesialisasi, dan untuk membatalkan perubahan atau keluar dari program
tekan ESC.
2. Halaman Master Data Penyakit
Gambar 4.2 Modul Master
Data Penyakit
Pada gambar
4.2 menunjukkan data penyakit. Pada data penyakit terdapat kode penyakit dan
nama penyakit. Dan halaman ini terdapat fitur tambah data, hapus data, dan exit.
3. Halaman Master Data Pasien
Gambar 4.3 Master
Data Pasien
Pada gambar
4.3 menunjukkan biodata pasien. Dan halaman ini terdapat fitur simpan data
pasien, hapus data pasien, nama anak, dan pasien berobat.
4.
Halaman Kartu
Indeks Utama Pasien (KIUP) Elektronik
Gambar 4.4 Kartu
Indeks Utama Pasien (KIUP) Elektronik
Pembuatan
modul yang mendukung rantai nilai CRM enhancement (melayani pelanggan)
yaitu modul transaksi pelayanan kesehatan berupa pencatatan semua transaksi
pelayanan kesehatan yang diterima pasien disimpan dalam database serta
pasien menerima SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan
kehamilannya dan modul SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari
pasien kepada pihak rumah sakit.
5.
Halaman Registrasi
Pasien Berobat
Gambar 4.5Registrasi
Pasien Berobat
Pada gambar
4.5 menerangkan bahwa semua catatan mengenai pasien yang berobat disimpan dalam
database seperti tanggal berobat, poliklinik yang dituju, dokter yang
melayani, diagnosa penyakit, cara datang pasien, cara bayar pasien, cara pulang
pasien, status pasien dan kasus penyakit pasien.
6.
Halaman Registrasi
Ibu Hamil
Gambar 4.6 Modul
Registrasi Ibu Hamil
Pada gambar
4.6 menerangkan bahwa ibu hamil yang datang berobat didaftarkan dan disimpan
datanya dalam database lengkap dengan tanggal-tanggal kunjungan
pelayanan antenatal. Berdasarkan tanggal-tanggal tersebut pasien akan menerima
SMS konfirmasi untuk datang berkunjung ke rumah sakit memeriksakan kehamilannya
(SMS antenatal).
7.
Halaman Pengiriman
SMS Konfirmasi Pemeriksaan Kehamilan (SMS Antenatal)
Gambar 4.7 Modul
Pengiriman SMS Konfirmasi Pemeriksaan Kehamilan (SMS Antenatal)
Pasien
ibu hamil atau pasien yang lainnya dapat mengirimkan SMS pertanyaan kepada
pihak rumah sakit. Fasilitas pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada pihak
rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan komitmen rumah sakit dalam memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada para pasiennya sehingga loyalitas pasien terhadap
rumah sakit juga tinggi. Format SMS yang diperbolehkan dalam mengirimkan
pertanyaan adalah
TANYA<spasi>NOMOR_REKAM_MEDIS<spasi>PERTANYAANNYA
8.
Halaman
Pengiriman SMS Pertanyaan
Gambar 4.8 Contoh
Pengiriman SMS Pertanyaan
Pembuatan
modul yang mendukung rantai nilai CRM retention (mempertahankan
pelanggan) yaitu modul SMS kritik saran berupa pengiriman SMS yang berisi
kritik atau saran dari pasien kepada pihak rumah sakit dan modul pembuatan
laporan. Sedangkan format SMS yang diperbolehkan dalam mengirimkan SMS kritik
saran adalah SARAN<spasi>NOMOR REKAM MEDIS<spasi>ISI SMS.
Pembuatan modul SMS kritik saran ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada para pasiennya, karena dengan
adanya kritik, saran atau masukkan dari pasien kepada rumah sakit maka rumah
sakit dapat memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas pelayanannya. Hal ini
tentunya diharapkan juga dapat mempertahankan loyalitas pasien. Sedangkan dari
modul pembuatan laporan maka diharapkan dari laporan-laporan yang dihasilkan
dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait
peningkatan pelayanan kepada para pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah penggunaan aplikasi perangkat lunak yang dihasilkan
tidak terlepas dari rantai nilai CRM yaitu acquisition (mendapatkan
pasien), enhancement (meningkatkan pelayanan kepada pasien) dan retention
(mempertahankan pasien).
Modul
yang mendukung acquisition (mendapatkan pasien) terdiri dari modul
master data (data dokter, data obat, data pengguna, data penyakit, data
poliklinik, data tindakan dan data wilayah yang terdiri dari wilayah provinsi,
wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah kelurahan/desa) serta
membuat modul pendaftaran pasien (KIUP elektronik dan modul master pasien).
Modul yang mendukung enhancement (meningkatkan pelayanan
kepada pasien) yaitu modul transaksi pelayanan kesehatan serta pasien menerima
SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan kehamilannya dan modul
SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada pihak rumah
sakit.
Modul
yang mendukung retention (mempertahankan pasien) yaitu modul pembuatan
laporan dan modul SMS kritik dan saran berupa pengiriman SMS berupa kritik atau
saran dari pasien kepada pihak rumah sakit. Ibu hamil berdasarkan standar yang
telah ditetapkan memperoleh pelayanan antenatal dengan jadwal satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga, tetapi demi mendapatkan persalinan yang sehat dan aman sebaiknya ibu
hamil tersebut memeriksakan kehamilannya lebih dari standar yang telah
ditetapkan dengan jadwal sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu
sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan
36-40 minggu perlu pemeriksaan satu minggu sekali.
Perangkat
lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu penerjemah interkoneksi
protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada perangkat komputer
menghasilkan sembilan entitas, yaitu daemons, gammu, inbox, outbox,
outbox_multipart, pbk, pbk_groups, phones dan sentitems.
Pada fitur registrasi pendaftaran ibu hamil, secara otomatis
tersusun jadwal waktu pemeriksaan antenatal sesuai dengan kriteria yang
disyaratkan pada alinea ke tujuh di atas. Seorang ibu hamil akan pendapat SMS
konfirmasi, kapan waktunya untuk memeriksakan kehamilannya untuk memperoleh
palayananan antenatal.
5.2
Saran
Untuk
pengembangan dari sistem yang telah dibuat maka disarankan :
a. Sistem
Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan
Teknologi Short Message Service (SMS) b ini dalam kedepannya perlu
adanya penambahan fitur-fitur yang diperlukan.
b. Pada Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer
Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu perlu penyempurnaan dan pengembangan
lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Trismianto Asmo
Sutrisnoa, Toni Prahastob, Suhartonoc. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi
Pelayanan Kesehatan. Jurnal Sistem Informasi Bisnis .
http://eprints.mdp.ac.id/1040/1/63hrdyjurnal%20siap.pdf
http://journal.uad.ac.id/index.php.JIFO/article/download/2043/1307